hello friends...
I'm venny curly, mahasiswa kampus pink uni udayana, satu2nya anak D4 dari Flores..
ini blog pertamaQ, kalau bukan karena tuntutan UAS aplikom, kayanya punya blogg itu masih dipertanyakan deh. hehehe...
Sejauh-jauhnya flores, jauh dalam hatiQ juga ku kan selalu bawa flores kemanapun..
Asyikkkkk..!!!..Dimana-mana yach..pasti seperti itu,..
so..,teman-teman yang ingin tau tentang flores, silahkan kunjungi bloggQ,
saya akn mencoba menjawabnya..
GBU.. :)
Flores yang mempesona
Kamis, 07 Juni 2012
Rabu, 06 Juni 2012
Komodo Island
Bagi Anda yang gemar bepergian dan berpetualang kepulau -pulau yang eksotis menyelami birunya laut, dan bermandikan cahaya mentari akan membuat liburan Anda tak terlupakan. Bayangkan, Anda juga berkesempatan untuk melihat jejak-jejak kehidupan masa lalu yang terpelihara, sekaligus berperan serta menjaga kelestariannya. Anda tak hanya betah menikmati wisata alamnya, tetapi juga bangga menjadi bagian dari ragam keindahan Indonesia. Dan di sini, di Taman Nasional Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, Anda akan mendapatkan semuanya.
Pulau
Komodo terletak di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di Kecamatan Komodo,
Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sejak tahun 1980,
kawasan seluas 1.817 km2 ini dijadikan Taman Nasional oleh Pemerintah
Indonesia, yang kemudian diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada 1986.
Bersama dua pulau besar lainnya, yakni Pulau Rinca dan Padar, Pulau Komodo dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya terus dipelihara sebagai habitat asli reptil
yang dijuluki “Komodo Dragon” ini.
Nama
latin Varanus Komodoensis dan nama lokal “Ora”, kadal raksasa ini
menurut cerita dipublikasikan pertama kali pada tahun 1912 di harian nasional
Hindia Belanda. Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor adalah orang
yang telah mengenalkan komodo kepada dunia lewat papernya itu. Semenjak itu,
ekspedisi dan penelitian terhadap spesies langka ini terus dilakukan, bahkan
dikabarkan sempat menginspirasi Film KingKong di tahun 1933. Menyadari perlunya
perlindungan terhadap Komodo di tengah aktivitas manusia di habitat aslinya
itu, pada tahun 1915 Pemerintah Belanda mengeluarkan larangan perburuan dan
pembunuhan komodo.
Berkat usaha pemerintah dan
masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian Taman Nasional, wisatawan yang
datang kini dapat berkunjung dan melihat dari dekat kehidupan reptil purba ini.
Dengan panjang tubuh 2-3 meter, komodo dapat memiliki berat hingga 70-100
kilogram. Hewan yang menyukai tempat panas dan kering ini hidup di habitat
sabana atau hutan tropis pada ketinggian rendah. Jika malam tiba, komodo
bersarang di lubang dengan dalam 1-3 meter sambil menjaga panas tubuhnya di
malam hari. Sebagai karnivora yang berada di puncak rantai makanan, mangsa
Komodo antara lain kambing, rusa, babi hutan, dan burung. Pada kondisi
tertentu, Komodo dapat berperilaku kanibal dengan memangsa Komodo lainnya.
Dengan mengandalkan indera penciuman pada lidahnya, komodo dapat mencium
bangkai mangsanya hingga sejauh 9 kilometer. Gigitannya yang mengandung bisa
dan bakteri yang mematikan, ditambah cakar depannya yang tajam merupakan
senjata alaminya. Selain itu, komodo ternyata mampu berlari 20 kilometer per
jam dalam jarak yang pendek, memanjat pohon, berenang, bahkan menyelam.
Komodo berkembang
biak dengan bertelur. Walaupun demikian, penelitian membuktikan terdapat cara
lain komodo melakukan regenerasi, yakni dengan cara partenogenesis. Cara ini
memungkinkan komodo betina untuk menghasilkan telur tanpa dibuahi oleh jantan.
Partenogenesis diduga telah menyelamatkan komodo dari kepunahan sejak ribuan
tahun silam. Akan tetapi, kerusakan habitat, aktivitas vulkanis, gempa bumi,
kebakaran, sampai perburuan gelap terindikasi telah mengakibatkan penurunan
jumlah populasi komodo sampai taraf rentan terhadap kepunahan. Diperkirakan
terdapat 4-5 ribu ekor komodo dengan keberadaan betina yang produktif hanya
berjumlah ratusan. Kondisi demikian merupakan tantangan bagi usaha konservasi
Taman Nasional Pulau Komodo.
Sebagai
salah satu objek wisata andalan Indonesia, Pulau Komodo menyediakan akomodasi
mulai dari pondokan yang didirikan masyarakat setempat sampai resort
bertaraf internasional. Bagi wisatawan domestik, Anda dikenakan biaya tiket
masuk sebesar Rp. 75.000, sedangkan wisatawan asing sebesar US$ 15. Untuk
mencapai Pulau Komodo, Anda dapat melalui rute pesawat dari Kupang (ibukota
Nusa Tenggara Timur-NTT) ke kota Ende di Pulau Flores. Berikutnya perjalanan
dilanjutkan dengan minibus ke Labuhanbajo yang memakan waktu 10 jam. Dari
Labuhanbajo, speedboat akan membawa Anda ke Pulau Komodo setelah
menempuh penyeberangan selama 2 jam. Beberapa rute lainnya dapat Anda tempuh
dengan penerbangan dari Bali sesuai maskapai penerbangan yang melayani tujuan
ke NTT.
Eco-wisata
yang dicanangkan pemerintah terhadap Taman Nasional Pulau Komodo ini diharapkan
mampu mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan domestik / manca negara. Tidak
hanya orang tua, bahkan anak-anak sekalipun tidak perlu takut untuk datang dan
berkunjung ke sana. Dengan peraturan dan keamanan berwisata yang terjaga,
manusia dan Komodo dapat hidup berdampingan dengan damai. Dan layaknya
anak-anak, kecintaan mereka terhadap Komodo merupakan benih-benih yang dapat
menumbuhkan kecintaan mereka pada kekayaan negeri dan sejarahnya. Nampaknya
pesan inilah yang dulu di tahun 90-an pernah dibawakan dengan apik oleh Kak
Seto lewat boneka Si Komo-nya. Lewat karakter Si Komo, Kak Seto membawa pesan
pelestarian komodo ke hati dan pikiran anak-anak Indonesia, agar mereka bangga
dengan kekayaan negerinya.
Langganan:
Postingan (Atom)